Senin, 08 April 2019

Kerigan, Lahirkan Ragam Istilah Lokal yang Fenomenal

Posted by Wizteguh Nugroos on April 08, 2019 with No comments

Cerita Asal - Kerigan, sebuah kearifan lokal yang masih terjaga sampai saat ini. Walaupun pada kenyataanya, spirit dan keberadaannya sudah jauh menurun ketimbang zaman orang tua kita dulu.

Kerigan adalah bentuk kerja sama kolosal untuk mengerjakan sesuatu. Dengan Kerigan, pekerjaan yang berat akan terasa ringan. Kerigan bagi orang desa sudah tidak asing lagi, biasanya diumumkan lewat RT atau RW setempat, masyarakat diminta untuk Kerigan.

Bentuknya beragam, misalnya membersihkan saluran air dari sampah, membersihkan rumput tetangga eh ...rumput di tepi jalan, membuat irigasi tradisional di sungai, atau Kerigan membersihkan pemakaman umum menjelang bulan puasa.

Salah satu syarat terpenuhinya sebuah Kerigan adalah dilakukan oleh banyak orang. Jadi jika hanya dilakukan sendirian, itu bukan Kerigan tapi "Keri", tanpa akhiran "Gan". Iya karena yang lain sudah pulang, kamu baru datang. Itu disebut Keri atau terlambat, jadilah kamu bekerja sendirian. Mudeng yah?

Tapi, taukah kamu kehebatan kata Kerigan ini dalam meng-influnce perbendaharaan bahasa jawa ngapak khas Banyumasan?. Terereng !!! Ternyata pengaruhnya sungguh luar biasa dalam menciptakan beragam kata  turunan berakhiran "Gan" yang sebentar lagi akan kamu ketahui berikut ini.

Begini prosesnya my brother ....

Selesai Kerigan, biasanya rangOrang tidak langsung pulang, mereka beristirahat sebentar, duduk, ngrokok, ngobrol sambil Jugrugan.

Nah, kata Jugrugan ini setelah diteliti selama bertahun tahun, ternyata merupakan turunan langsung dari Kerigan. Sambil menunggu keringat kering, membersihkan cangkul, mereka Jugrugan  ngobrolin orang yang tidak berangkat Kerigan. Jugrugan adalah aktifitas duduk- duduk dan ngobrol sekelompok orang, biasanya sambil ngopi dan ngrokok. Kalo kamu duduk sendirian tanpa ditemani kopi dan rokok, itu bukan Jugrugan ; tapi kecut yang ditahan. Eh !!

Generasi kedua dari kata Kerigan adalah Tirigan. Lagi lagi sebuah riset yang mendalam berhasil mengungkap bahwasannya kata Tirigan lahir dari embrio Kerigan.

Seperti diungkapkan di atas, bahwa setelah Kerigan orang orang lantas Jugrugan sambil menceritakan orang yang alpa Kerigan. Nah, orang yang kerap tidak berangkat Kerigan inilah yang disebut Tirigan. " Kon Kerigan koh ora tau mangkat, Tirigan nemen kae wong," begitu kalimat yang terucap dari bapak bapak pecandu "Rumpino Se Crettt" besutan Meni Ros, acara zaman dulu yang jadi inspirasi stasiun tivi sekarang dengan judul dan nama host yang hampir sama.

Selanjutnya adalah kata Kurugan, ini juga erat kaitannya dengan ritual Kerigan. Saking semangatnya ngobrolin dan ngrasanin (apa sih?) orangorang tidak berangkat Kerigan, sampai - sampai seseorang mengucapkan kalimat cacian berbentuk supatan atau nyupatani ; " Moga - moga kae wong Kurugan wit kencur," begitu umpatnya.

Sebenarnya masih ada dua lagi kata yang bersaudara dengan Kerigan, yaitu Juragan dan Paragan. Namun karena terhitung saudara jauh, mereka tidak protes, meskipun urung dimasukkan dalam silsilah ahli waris Kerigan ini.

Semoga menjadi pengalaman bersejarah buat para pembaca semua. Terima kasih (wizteguhnugroos).

Yuk Tabung Uang Rokokmu, buat Beli Hengpon

Posted by Wizteguh Nugroos on April 08, 2019 with No comments




Cerita Asal - Hai kamu yang berhenti merokok, sudah berapa banyak isi tabunganmu?. Saya dong udah bisa beli henpon baru.

Begini kisahnya ;

"Coba praktikkan 6 bulan saja, uang yang biasanya buat beli rokok, kamu tabung, kamu kumpulin," nasihat seorang teman kepada saya. " Hasilnya pasti kamu bisa beli Smartphone keluaran terbaru," lanjutnya.

Benar juga apa yang dikatakan teman saya, selang 6 bulan saya sudah bisa beli Smartphone paling mutakhir ; cool, smart...icikiwiirr !! .

Dan seharga Smartphone itu pula saya harus membayar hutang. Akibat uang rokok saya tabung, membuat saya setiap hari harus ngutang rokok di warung sebelah ; bedebah !!(wizteguhnugroos)

Sabtu, 06 April 2019

Sinetron : Memarahi Suami, Penghayatan Peran Paling Mumpuni

Posted by Wizteguh Nugroos on April 06, 2019 with No comments


Cerita Asal - Sepertinya, adegan sinetron yang paling dalam penghayatannya adalah saat seorang isteri ngomel -ngomel memarahi dan mencaci maki suami, perihal nafkah yang tak sesuai keinginannya.

Pemeran wanita dalam adegan ini, begitu fasih mengeluarkan sumpah serapah dengan nada tinggi. Bahkan sampai mengancam akan pergi meninggalkan suami dengan eksyen sangat meyakinkan. Membuat suami tertunduk diam bak seorang pesakitan. Sungguh penghayatan yang menakjubkan.

Ini sangat berbeda dengan penghayatan peran pada adegan seorang wanita tersingkap roknya dan buru- buru menutupi pahanya yang terbuka. Padahal dalam adegan tersebut ia berada di kamarnya, sendirian pula. Jika ia benar- benar menghayati perannya, maka ia akan membiarkan rok- nya terbuka begitu saja, toh tak ada siapa-siapa di situ. Mungkin ia malu dilihat juru kamera sama boomer yang merekam adegan tersebut. Ia membodohi penontonnya.

Padahal menurut saya, adegan memarahi suami dengan begitu hebohnya bukan merupakan inspirasi yang baik buat penonton.

Sementara, adegan paha yang terbuka bisa menjadi contoh bahwa menjadi artis itu berat, paha yang mutlak miliknya (yang tak sengaja terlihat karena rok-nya terbuka) harus diumbar dan dibiarkan ditonton jutaan pemirsa televisi. Sudah begitu, masih saja dihujat hujat oleh para netijen, kan luar biasa itu....(wizteguhnugroos)

Tukang Akting yang Tak Jago Akting

Posted by Wizteguh Nugroos on April 06, 2019 with No comments


Cerita Asal - Kok saya heran yah, pada sebuah adegan sinetron, si artis kan ada di kamarnya sendiri, tanpa  siapapun ada di situ.

Teruuus....dia rebahan tuh di atas ranjang, tanpa sengaja rok yang dipakainya terbuka sehingga pahanya kelihatan. Lalu si artis ini buru buru benerin roknya dan menutup pahanya yang terbuka.

Saya jadi bertanya sejauh mana profesionalitas dan penghayatan peran yang dilakoni si artis.

Bukankah kamar adalah tempat yang sangat privat, apalagi itu kamar milik sendiri. Lalu, tak ada seorangpun ada di situ, lantas kenapa saat roknya terbuka  buru buru dibenerin?. Artinya, dia tidak benar benar menghayati perannya, dia masih terfikir bahwa di situ ada kameramen, ada sutradara, ada boomer dan crew yang melihat dirinya.

Harusnya si artis membiarkan roknya terbuka, toh dia berada di kamarnya sendiri, di tempat paling privat di jagat ini. Melupakan siapa saja crew yang ada di situ, tak perduli rok yang terbuka dan membuat pahanya kelihatan. Ya kan, ya kan, ya kan ???(wizteguhnugroos)