Cerita Asal- Diskriminasi itu sangat dekat dengan kita. Sedekat mulut dengan lobang hidungmu.
" Kader ko anake sapa?" kalimat paling sederhana dari bentuk diskriminasi yang mungkin pernah dialami sebagian dari kita.
Sakit? tentu !!. Sangat dahsyat, sedahsyat senyumanmu yang membuatku lesu darah, ujar Meggy Z dalam lagu bertajuk ; Anggur Merah. Meski kontradiktif, namun cukup mewakili tingkat kedahsyatannya.
" Bocah dukuh tah iya" itu juga satu contoh kalimat yang cukup menohok relung hati paling dalam bagi orang- orang dukuh atau pinggiran. Seandainya bisa memilih rasa sakit, maka lebih baik sakit gigi ketimbang sakit hati, lagi - lagi bang Meggy memberikan petuah lewat karyanya berjudul Sakit Gigi.
Begitu mungkin yang dirasakan teman- teman kita di Papua sana. Bagian dari NKRI namun kerap dianaktirikan, diakui tapi tak diperhatikan. Kalaupun memang benar mereka telah tidak menghargai lambang negara kita, tak sepantasnya kita menghina dengan kalimat berbau rasis dan diskriminatif.
Mereka mungkin merasa hidup di negeri sendiri namun bagai hidup di negeri orang. Seperti diungkapkan Meggy Z dalam lagu Anggur Merah ; orang lain berlabuh aku yang tenggelam. Atau bisa juga tergambar pada lagu Terlanjur Basah ; diriku yang kau undang mengapa dia yang datang.
Maka, saat engkau hidangkan cinta yang kalut, sementara tanganmu telah engkau berikan pada orang lain?. Sungguh kamu sangat tega. Sungguh ...Teganya ... teganya ... teganya ....
Jika tak dikehendaki ; untuk apa benang biru kau sulam menjadi kelambu.
Damailah Papua, Damailah Negriku.(wizteguhnugroos)