Kamis, 06 September 2018

Terkuak !! Ternyata Asal Usul Kata Hujan dari Wong Ngapak

Posted by Wizteguh Nugroos on September 06, 2018 with No comments


Cerita Asal - Pembaca yang budiman, seperti yang beberapa hari terakhir kita alami bersama, bahwa hujan sudah mulai turun walaupun intensitasnya masih rendah.

Entah ini pertanda akan segera datang musim "rendeng", atau hanya hujan yang numpang lewat di tengah kemarau yang sedang berjalan.

Ngomong ngomong soal hujan, ternyata, kata "hujan" itu asal muasalnya adalah dari nenek moyang kita, khususnya warga panginyongan.

Dari penelusuran yang tak disengaja, sebuah sumber mengatakan bahwa kata "hujan", diucapkan pertama kali oleh sesepuh kita di bumi republik ngapak.

Syahdan menurut sumber yang layak dipukuli rame -rame, dahulu kala hiduplah seorang pemuda yang sedang kasmaran dengan bunga desa di kampungya. Jarak rumah keduanya cukup jauh, waktu tempuhnya jika jalan kaki, kurang lebih sepeminuman kopi robusta tanpa gula : pahiitt.

Singkat cerita si pemuda bisa mendapatkan cinta sang gadis, pendeknya mereka resmi gendakan.

Cara pacaran orang zaman dulu berbeda sekali dengan zaman sekarang. Zaman dulu pegangan tangan aja sudah terbang ke awan -awan, zaman sekarang, pacaran cuma pegang tangan dibilang kampungan.

Suatu malam, si pemuda berniat mengunjungi pacarnya gadis bunga desa pujaan hati. Setelah selesai berdandan, mengenakan pakaian paling bagus yang dimilikinya, berangkatlah dia menuju ke rumah si gadis. Tak lupa untuk menerangi jalan, si pemuda membawa api yang dinyalakan di seikat daun kelapa kering : blarak.

Baru setengah perjalanan, tiba - tiba angin bertiup kencang, kilatan cahaya dan suara gemuruh bersahutan di atas langit. Obor yang dibawanya padam, dan tiba - tiba ada air yang jatuh dari atas langit, ia pun mencari tempat untuk berteduh.

Beruntung ada gubuk di pinggir tegalan yang bisa digunakan untuknya berlindung , walau kondisinya sangat memprihatinkan, namun cukup membuat tubuhnya tak basah kuyup.

Sambil duduk di kursi reot di dalam gubuk, terbayang  wajah cantik pujaan hati yang sedang menanti kehadirannya. Mungkin juga dia sudah memasak ubi, atau merebus ganyong untuk teman ngobrol, pikir si pemuda.

Si pemuda pun hanya bisa merenung dan mengumpat dalam hati. " Ndadak sarane ana banyu gemrujug sekang langit,.....Huuu....Jan ....," ia merutuk sambil menepuk paha kanannya.

Sejak saat itulah, kalimat rutukan yang diucapkan dengan spontan oleh si pemuda, dijadikan nama untuk menyebut air yang turun dari langit, yaitu Huuu... jan...!!(wizteguhnugroos)


0 komentar:

Posting Komentar