Sampai titik darah penghabisan |
Cerita Asal - Pagi sekali, sebuah sms masuk dari seseorang, isinya menanyakan kapan saya akan melunasi hutang. Buru buru saya balas, saya usahakan secepatnya. Tak berapa lama sebuah sms masuk lagi, mungkin saya mau diberi kelonggaran waktu mengembalikan hutang, pikir saya.
Ternyata saya salah mengira, pesan pendek yang baru masuk bukan dari seseorang tadi, melainkan pesan operator agar saya menunggu konfirmasi pembiayaan sms yang baru saya kirim kepada orang yang menagih hutang. Biaya sms dibebankan kepada penerima pesan. Singkat kata...pulsa saya habis!!.
Sambil menunggu pesan masuk, saya beranjak mandi. Saat mau menggosok gigi, ternyata odol yang mau saya pakai kondisinya sudah memprihatinkan, gepeng segepeng- gepengnya. Tak hilang akal, sehabis-habisnya odol pasti ada yang masih tersisa. Saya gunting bagian bawah odol, lalu saya pijit odol dari atas sampai bawah, nyet..nyet..nyett. Alhamdulillah masih tersisa sedikit, saya pun bisa menggosok gigi dengan bahagia.
Namun kebahagiaan saya tak begitu lama, karena saat saya mau keramas memakai sampo, ternyata sampo dalam kemasan botol pun sudah habis. Lagi-lagi saya tidak menyerah, saya isi botol sampo dengan air, lalu saya kocok-kocok agar sisa sampo yang menempel di dinding dalam botol bercampur dengan air. Alhasil rambut sayapun bisa sampoan dengan senangnya.
Selesai membasuh rambut ''keramas'', saya kemudian mengambil sabun untuk mandi. Apa daya sabun yang ada sangat tipis, setipis papir wayang yang biasa dipakai bapak saya buat ngelinting rokok. Terpaksa saya satukan sabun tersebut dengan sabun yang ada di sampingnya, yang kondisinya juga tak kalah tipis. Jadilah dua sabun (satu warna merah, satu warna putih) saya satukan agar bisa dipegang dan mengeluarkan busa untuk saya mandi. Saya pun gembira ria.(wizteguhnugroos)
0 komentar:
Posting Komentar